Jumat, 26 Februari 2016

Direktur Kebudayaan TMII Salut Dengan Syamsuar




Direktur Kebudayaan TMII Salut Dengan Syamsuar
 
Siak –Direktur Kebudayaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Ade F Meliala, mengaku salut dengan rencana jangka panjang yang dibikin oleh Bupati Siak, Syamsuar, soal upaya menjaga tradisi dan budaya yang ada di ‘Negeri Istana’ di tengah modernisasi yang ada. Membangun dan mengembangkan pariwisata Siak yang berbasis kebudayaan melayu.
 
“Ini luar biasa. Banyak orang yang hanya berfikiran jangka pendek soal pengembangan pariwisata. Paling lima tahun. Ini tidak. Bapak berfikir jauh ke depan. Saya salut,” kata perempuan ini saat menggelar pertemuan di Zamrud Room komplek rumah dinas bupati Siak di kawasan jalan Raja Kecik, Siak Sri Indrapura, Kamis (25/2) malam. Dia bersama rombongan dari Jakarta dan Pekanbaru.
 
Ade yang sudah kali kedua datang ke Siak ini mengaku bahwa dia bersama rombongan sudah keliling Kota Siak. Kota Siak semakin indah, kota yang luar biasa. Tak hanya indah, tapi Siak punya roh untuk lebih maju lagi.
 
Sebelumnya Syamsuar cerita panjang lebar soal asal mula kerajaan Siak yang dibangun pertama kali oleh Raja Kecik pada tahun 1723 silam. Terus dia juga cerita soal potensi besar yang ada di Kabupaten Siak yang bisa dijual hingga ke mancanegara. Ada peninggalan sejarah seperti Istana Siak, Tangsi Belanda, gudang mesiu, sejumlah museum, makam para raja dan sederet peninggalan sejarah lain.
 
Siak juga punya sejumlah tasik, hutan alam seperti Cagar Biosfer, Suaka Margasatwa Zamrud dengan danau unik yang punya pulau yang bisa berpindah-pindah. “Kami sudah mengusulkan kawasan ini menjadi Taman Nasional Zamrud. Mudah-mudahan segera terwujud. Sebab di jaman Presiden SBY persis saat meresmikan jembatan tengku Agung Sultanah Latifah, kawasan ini sudah diresmikan sebagai Taman Nasional Zamrud. Tapi secara administrasi sampai sekarang belum kelar,” katanya.
 
Jika kelak menjadi Taman Nasional, potensi yang ada di sana kata Syamsuar akan bisa digarap maksimal sebagai kawasan ekowisata dan konservasi yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Dan jika sudah jadi taman nasional, Pemkab Siak pun akan bisa membikin zonasi.
 
Lantas ada lagi objek wisata buatan semacam sumur minyak bersejarah di Minas dan Pusat Latihan Gajah (PLG) di Minas yang berdekatan dengan Taman Hutan Raya (Tahura). “Makanya saya bilang sama banyak orang. Di Siak mau sebentar apa mau lama? Mau sebentar kami punya sumur minyak bersejarah dan PLG tadi. Sangat dekat dengan Pekanbaru,” katanya.  
 
Untuk mengembangkan semua potensi tadi, Pemkab Siak kata Syamsuar sudah membikin Grand Disain pengembangan kebudayaan melayu. Ini sengaja dibikin supaya saat berganti pimpinan, rencana pengembangan kebudayaan tadi tidak berubah.
 
Pembenahan-pembenahan kata Syamsuar juga sudah dilakukan. Mulai dari restorasi tempat-tempat bersejarah tadi, pembinaan kampung-kampung adat, memasukkan kurikulum kebudayaan melayu di sekolah, hingga pembangunan dan penataan sejumlah museum sudah dilakukan. “Kami lakukan semuanya berbasis kebudayaan. Dan ini juga sejalan dengan misi Pemprov Riau,” katanya.
 
Pertemuan dengan rombongan Ade tadi tak hanya oleh Syamsuar sendiri. Tapi ada sejumlah pimpinan SKPD dan tokoh masyarakat serta tokoh adat. Besoknya (hari ini), Ade dan rombongan masih akan keliling Siak. Sebab ada satu misi yang akan mereka jalankan. Membantu Pemkab Siak ‘menjual’ potensi besar tadi ke seluruh penjuru. (hms

Bagikan

Jangan lewatkan

Direktur Kebudayaan TMII Salut Dengan Syamsuar
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

Most Recent

Blue Fire Pointer

Facebook

Advertising

Disqus Shortname

Comments system