Pemerintah Kabupaten Siak
bekerjasama dengan Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Siak serta Dinas
Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Siak menggelar acara Ghatib
Beranyut, sebagai agenda kegiatan tahunan, untuk membangkitkan kembali
budaya asli Siak, kegiatan digelar Jumat malam (18/11/16) dimulai pukul
19.30 WIB, Ba’da Isya.
Dalam kegiatan tahunan yang bernuansa Islami tersebut, hadir juga Ketua Majelis Kerapatan Adat Melayu Riau Kabupaten Siak Zulkifli, Forkompinda Kabupaten Siak, Dewan Pengurus Lembaga Adat Melayu Kabupaten Siak, Pejabat Lingkungan Kabupaten Siak, beserta para tokoh Agama dan tokoh masyarakat Kabupaten Siak.
Ketua Majelis Kerapatan Adat Melayu Riau Kabupaten Siak Zulkifli mengajak masyarakat untuk khusyuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan syarat dan rukunnya.
"Marilah kita suluh dan cuci negeri ini dari berbagai yang tidak senonoh dan segala yang tidak patut," ujar Zulkifli.
Sementara itu Syamsuar mengatakan bahwa kegiatan religi ini tentunya sangat bermakna, terutama dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan diri kepada Allah SWT.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan agama, sakral, dan religius, karena bukan sembarangan kita beranyut melainkan berzikir kepada Allah SWT," ucap Syamsuar.
"Semoga apa yang kita hajatkan ini, Negeri kita terhindar dari segala musibah dan dijauhkan dari marabahaya, dan semoga juga masyarakat diberi kemurahan rezeky, cucuran rahmat, nikmat, serta disayangi Allah SWT," lanjutnya.
Pada kegiatan Ghatib beranyut kali ini, para peserta yang mengikuti doa dan zikir bersama, di atas sungai Siak tersebut menggunakan Ferry besar Belantik, yang dimulai dari Pelabuhan LASDAP menuju arah ke Belantik.
Ghatib beranyut adalah kegiatan zikir yang dilakukan di atas perahu, dan seiring derasnya arus sungai Siak membuat perahu hanyut. Istilah Ghatib beranyut merupakan kalimat dari dua unsur kata, Ghatib merupakan orang alim bersama rombongan hanyut di atas perahu. Kegiatan Ghatib beranyut diikuti sejulah jamaah Masjid dan Mushalla serta warga Muslim Kabupaten Siak. Selama kegiatan doa dan zikir didengungkan di tengah Sungai.
Dalam kegiatan tahunan yang bernuansa Islami tersebut, hadir juga Ketua Majelis Kerapatan Adat Melayu Riau Kabupaten Siak Zulkifli, Forkompinda Kabupaten Siak, Dewan Pengurus Lembaga Adat Melayu Kabupaten Siak, Pejabat Lingkungan Kabupaten Siak, beserta para tokoh Agama dan tokoh masyarakat Kabupaten Siak.
Ketua Majelis Kerapatan Adat Melayu Riau Kabupaten Siak Zulkifli mengajak masyarakat untuk khusyuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan syarat dan rukunnya.
"Marilah kita suluh dan cuci negeri ini dari berbagai yang tidak senonoh dan segala yang tidak patut," ujar Zulkifli.
Sementara itu Syamsuar mengatakan bahwa kegiatan religi ini tentunya sangat bermakna, terutama dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan diri kepada Allah SWT.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan agama, sakral, dan religius, karena bukan sembarangan kita beranyut melainkan berzikir kepada Allah SWT," ucap Syamsuar.
"Semoga apa yang kita hajatkan ini, Negeri kita terhindar dari segala musibah dan dijauhkan dari marabahaya, dan semoga juga masyarakat diberi kemurahan rezeky, cucuran rahmat, nikmat, serta disayangi Allah SWT," lanjutnya.
Pada kegiatan Ghatib beranyut kali ini, para peserta yang mengikuti doa dan zikir bersama, di atas sungai Siak tersebut menggunakan Ferry besar Belantik, yang dimulai dari Pelabuhan LASDAP menuju arah ke Belantik.
Ghatib beranyut adalah kegiatan zikir yang dilakukan di atas perahu, dan seiring derasnya arus sungai Siak membuat perahu hanyut. Istilah Ghatib beranyut merupakan kalimat dari dua unsur kata, Ghatib merupakan orang alim bersama rombongan hanyut di atas perahu. Kegiatan Ghatib beranyut diikuti sejulah jamaah Masjid dan Mushalla serta warga Muslim Kabupaten Siak. Selama kegiatan doa dan zikir didengungkan di tengah Sungai.
Bagikan
Ghatib Beranyut di Sugai Jantan
4/
5
Oleh
djongriau