Minggu, 18 Mei 2014

Bupati Yang Tak Ingin Kalah Dari Toni Blair

Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi mengaku tak ingin kalah dan malu hati dengan Toni Blair, Mantan Perdana Menteri Inggris yang kini menjabat Duta Besar Timur Tengah untuk PBB, AS, Uni Eropa dan Rusia. Hal tersebut disampaikannya dihadapan ratusan masyarakat Kecamatan Lubuk Dalam Kabupaten Siak, saat membuka secara resmi Kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran Tingkat Kecamatan Lubuk Dalam di Desa Sialang Palas (14 Mei 2014). 

Dikatakan Syamsuar, dirinya beberapa waktu yang lalu diberi tahu oleh salah satu ulama sekaligus koleganya di Jakarta bahwa Toni Blair memiliki kebiasaan unik, yaitu kecanduan membaca Al-Quran setiap hari. Hal itulah menurut orang nomor satu di Kabupaten Siak ini, menjadi alasan tak ingin kalah dengan mantan orang nomor satu di salah satu Negara maju dieropa tersebut. “Toni Blair Mantan Perdana Inggris punya hobi yang unik, disela kesibukannya yang luar biasa ia masih sempat membaca Al-Quran sekaligus memahami makna yang terkandung didalamnya. Dalam sebuah buku ia mengaku hobinya itu semakin membuat ia kecanduan dengan Al-Quran padahal ia bukan seorang muslim” kata Syamsuar.

Hal tersebut diakui Syamsuar memberikan motivasi bagi dirinya untuk semakin dekat dengan Al-Quran dengan menyempatkan diri membacanya setiap hari. “Seorang Perdana Menteri non muslim yang luar biasa sibuk saja masih menyempatkan diri membaca Quran. Karena itu betapa malu dan terpukulnya kalaulah saya yang hanya menjabat Bupati ini saja tak sempat membaca Al-Quran” jelasnya. Syamsuar juga mengajak masyarakat untuk memuhasabah diri, sudah sejauh mana penghayatan dan kecintaan sebagai muslim terhadap Alquran sebagai sumber segala ilmu dan kebenaran. “mudah-mudahan dengan adanya program maghrib mengaji yang telah kita galakkan mendapat dukungan masyarakat khususnya orang tua, sebagai bagian dari tanggungjawab kita mendidik anak-” harapnya.

Karena itu disampaikannya, program Pemerintah Kabupaten Siak yang bersentuhan langsung dengan pembangunan keagamaan khususnya bagi generasi muda di Kabupaten Siak sudah sangat tepat. Selain menggalakkan budaya Maghrib Mengaji, Pemkab juga mengirim putera-puteri terbaik para calon imam-imam mesjid ke beberapa pesantren tahfidz di Indonesia, menghidupkan Pendidikan Diniyah Takmiliah Awaliyah (PDTA) disetiap desa sebagai syarat wajib melanjutkan pendidikan ke SMP dan SMA melalui Perda, bekerjasama dengan pemerintah pusat mendirikan MAN Internasional Insan Cendekia di Tualang, hingga memberikan perhatian khusus kepada perkembangan kaderisasi Qori dan Qoriah di Kabupaten Siak yang sudah diakui kiprahnya baik ditingkat Provinsi hingga Nasional. 

Mengikuti perkembangan pembelajaran Al-Quran di beberapa sekolah-sekolah umum yang biasanya pelajaran agama tidak selengkap Madrasah dan Pesantren, Syamsuar mengaku amat senang dan berbangga hati. “Saya sangat apresiasi pada inisiatif beberapa sekolah untuk membudayakan membaca Quran sebelum mulai belajar. Kalau bisa dihafal lebih bagus, kemarin anak-anak kita semangati untuk menghafal Surah Yasin, nanti kita tingkatkan lagi pada Surah Al Mulk dan Al Kahfi, dan begitu seterusnya. Untuk itu para orang tua harus dapat memberikan dukungan, baik melalui pendampingan maupun memberikan motivasi pada anak misalnya berupa hadiah atau kado sederhana” tutup Syamsuar.

Baca selengkapnya

Rabu, 14 Mei 2014

MTQ V Lubuk Dalam Nuansa Khas ala Nahdiyin

MTQ V Lubuk Dalam Nuansa Khas ala Nahdiyin

Musabaqah Tilawatil Quran Tingkat Kecamatan Lubuk Dalam Kabupaten Siak terasa berbeda dengan pelaksanaannya yang bernuansa khas ala nahdiyin. Kegiatan rutin tahunan yang bertujuan mensyiarkan Al Quran ditengah masyarakat tersebut dilaksanakan Kamis (14 Mei 2014) di Desa Sialang Palas dengan dihadiri Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi, yang berkesempatan membuka secara resmi pelaksanaan kegiatan tersebut.

Nuansa tersebut terlihat dari hiburan marawis berbahasa jawa khas nahdiyin, mayoritas masyarakat suku jawa yang berbondong-bondong hadir, serta hadirnya wajah tokoh pendiri NU KH. Hasyim Ashari di salah satu baliho yang terpampang dilokasi acara. Hadirnya sentuhan khas salah satu ormas islam terbesar ditanah air tersebut membuat jalannya kegiatan semakin semarak, serta membuktikan bahwa kerukunan hidup yang heterogen budaya dan agama berjalan harmonis di kawasan ini.

Pihak Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, beserta masyarakat bahu membahu mensukseskan pelaksanaan MTQ yang digelar kali kelima ini. Tercatat sebanyak 6 desa dan 202 peserta turut meramaikan 4 cabang perlombaan yang dipertandingkan. Menurut salah satu tokoh masyarakat, jumlah peserta yang ingin ikut serta sebenarnya jauh lebih banyak, namun terpaksa dibatasi mengingat keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan.

Masyarakat setempat berharap, melalui kegiatan ini mampu meningkatkan kualitas silahturahmi dan kualitas menghayati dan menjadikan Alquran sebagai pedoman dalam kehidupan. Untuk itu para santri yang belajar Alquran diharapkan dapat bersabar dan tidak terburu-buru dalam mempelajari Alquran agar pembelajaran semakin berkualitas dan tidak terjebak pada seremonial perlombaan.

Baca selengkapnya

Selasa, 13 Mei 2014

Melancong ke Negeri Istana, Nostalgia Dulu dan Adanya Kini..

Pesatnya kemajuan pembangunan infrastruktur didaerah secara tak langsung telah merubah pola dan kebiasaan masyarakat, tak terkecuali bagi masyarakat Kabupaten Siak dalam hal memilih moda transportasi. SB.Siak Gemilang dan SB.Siak Wisata, dua group perusahaan lokal yang pernah eksis sebagai sarana transportasi primadona masyarakat yang ingin berpergian dari maupun menuju kota istana, beberapa tahun terakhir tak lagi penuh sesak oleh penumpang. Moda transportasi sungai dengan Speed Boat sebagai akses utama menuju Ibukota Kabupaten Siak ini kini berangsur-angsur mulai ditinggalkan.

Dulu, moda ansportasi darat kerap kali dianggap tidak efisien. Selain karena persoalan jarak tempuh, kondisi insfrastruktur jalan yang rusak berat dari Kota Siak Sri Indrapura menuju Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau menyebabkan waktu tempuh yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan mencapai 4 jam jika melewati Limpang Lago Kabupaten Pelalawan. Sementara untuk jalur alternatif lainnya lainnya, masyarakat mau tak mau melingkar melewati jalan lintas Riau-Sumatera Utara, melewati simpang minas-Kota Perawang via penyeberangan tualang. Kondisi ini diperparah dengan tingginya intensitas lalu lalang kendaraan yang menyebabkan antrian panjang, sehingga tak jarang memakan waktu hingga 2 jam dikemacetan penyeberangan, lalu dilanjutkan melalui jalan melingkar melewati zamrud menuju Siak Sri Indrapura.

Itulah sebabnya mengapa jalur sungai dengan menggunakan speed boat menjadi pilihan utama. Selain karena waktu tempuhnya yang relatif lebih pasti dan singkat kurang lebih dua jam, atau setengah dari waktu tempuh perjalanan darat, tingginya resiko insiden kecelakaan di jalan raya khususnya bila melalui jalan lintas sumatera yang hampir setiap hari memakan korba, menjadi pertimbangan tersendiri bagi masyarakat Siak.

Kini, sarana transportasi sungai yang umumnya bermesin ganda ini paling banyak memuat 25 orang penumpang setiap perjalanan. Padahal dulunya, penumpang yang antusias menggunakan jasa "spit", dalam pelafalan lidah melayu  bagi penyebutan sarana transportasi air ini, bisa  mencapai dua kali lipat atau bahkan lebih 50 orang. Artinya beberapa tahun terakhir terjadi penurunan pengguna jasa mencapai angka 50 persen.
Alhasil, intesitas pelayaran dikurangi menjadi beberapa perjalanan saja yang waktunya disesuaikan dengan analisis kebutuhan para penumpang.
Padahal pemandangan yang disajikan disepanjang perjalanan melewati sungai Siak cukup unik dan memberikan sensai berbeda. Dikiri kanan, varietas tanaman khas disepanjang sungai yang dulunya terkenal dengan sebutan sungai jantan ini, menghiasi tebing lumpur dibibir sungai selain penampakan beberapa tunggul sisa-sisa dermaga, belum lagi beberapa view industri dan pabrik raksasa yang merupakan pemandangan langka semenanjung Riau. Bila beruntung, kita juga berkesempatan berselisih jalan dengan kapal tag boat yang disebut masyarakat tempatan dengan "tongkang" yang berjalan pelan menarik "gerobak" penuh kayu bulatan untuk bahan baku industri kertas, tak ketinggalan kapal-kapal besar yang memuat berbagai macam logistik juga tak jarang hilir mudik menyapa.

Berbagai sensasi perjalanan sungai itu seolah kini hanya sudi dinikmati para turis yang sengaja berwisata, tamu khusus, atau masyarakat yang enggan menggunakan jalur darat, sebab moda transportasi ini dianggap telah kalah oleh kemajuan zaman. Beberapa tahun lalu Pemkab Siak dan Pemprov Riau melalui kebijakan sharing budget memang telah membuat terobosan penting, yaitu membangun tak hanya satu, tapi tiga jembatan termegah di Provinsi Riau, bahkan barangkali di Pulau Sumatera. Masing-masing jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah di Siak Sri Indrapura, jembatan Sultan Syarif Hasyim di Kecamatan Tualang, dan terakhir jembatan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah di teluk mesjid Kecamatan Sungai Apit. 

Selain itu, beberapa akses jalan baru juga dibuka. Perdana dengan membuka akses jalan baru dari Kecamatan Dayun langsung menuju Kota Siak tanpa melewati zamrud sebagaimana biasa, lalu akses jalan dari simpang kilo 11 melewati Kecamatan Koto Gasib menuju Siak Sri Indrapura menjadi urat nadi baru bagi transportasi darat. Baru-baru ini, dibukanya akses jalan maredan-simpang beringin berhasil memangkas waktu tempuh perjalanan Siak Sri Indrapura - Pekanbaru yang berjarak 120km.

Perlahan namun pasti, Pemerintah Kabupaten Siak semakin menunjukkan taji dalam meruntuhkan sekat-sekat isolasi di kawasannya yang kini terbagi dalam 14 kecamatan itu. Siak Sri Indrapura yang digadang-gadangkan menjadi kota budaya dan sejarah dimasa depan ini kini hanya berjarak 1,5 jam dari Kota Pekanbaru. Masyarakat secara tidak langsung juga mulai beralih menggunakan kendaraan roda empat pribadi. Turis domestik dan luar negeri leluasa berdatangan, khususnya di akhir pekan dengan armada bus dan mobil sewaan Sementara pengusaha transportasi sungai yang lebih dahulu eksis dikawasan ini, dikabarkan telah bersiap untuk melakukan ekspansi bidang usahanya ke tranportasi darat. Begitulah selayaknya pembangunan daerah, membawa manfaat yang luas dan dapat dirasakan masyarakat dan berbagai kalangan. 
Baca selengkapnya

Most Recent

Blue Fire Pointer

Facebook

Advertising

Disqus Shortname

Comments system